sTm 9 Djakarta

Senin, 03 Desember 2012

Rupiah Bakal Tertekan di Awal Pekan

JAKARTA, KOMPAS.com -Nilai tukar rupiah akan kembali diuji kekuatannya atas mata uang asing memasuki pekan pertama di bulan Desember. Di awal pekan ini, Senin (3/12/2012), rupiah kembali diprediksi mengalami tekanan atas dollar AS. Nilai tukar rupiah menguat, ditutup di Rp 9.618 per dollar AS (kurs tengah Bloomberg) pada akhir perdagangan pekan lalu. Di tengah penguatan bursa Asia, bursa Indonesia (IHSG) justru melemah cukup tajam, turun 0,99 persen menjadi 4.276,14. Harga minyak mentah untuk Brent dan WTI naik. Harga Brent menjadi 111,23 dollar AS per barrel (0,42 persen) dan jenis WTI naik menjadi 88,91 dollar AS per barrel (0,95 persen). Pasar global ditutup variatif pada penutupan perdagangan pekan lalu. Kemungkinan pasar Asia cenderung variatif walaupun didukung index future yang naik. "Ekonomi China membaik tetapi pembicaraan mengenai fiscal cliff di AS mulai buntu. Untuk rupiah kami perkirakan ada potensi pelemahan menuju kisaran antara Rp 9.630-Rp 9.640 per dollar AS" kata ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar