sTm 9 Djakarta

Kamis, 22 November 2012

Nazar: Anas Mengurus Hambalang di Resto Jepang

Mulusnya proyek pembangunan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Prestasi Olahraga Nasional di Hambalang, Citeurerup, Bogor, menurut Bekas bendaraha umum Partai Demokrat Muhamamad Nazaruddin adalah berkat lobi-lobi Anas Urbaningrum, yang pada 2010 masih menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Demokrat. Laporan utama majalah Tempo edisi 4 Juni 2012 berjudul Saldo Hambalang di Kas Demokrat mengungkap hal tersebut. Nazar ditemui Tempo selama dua jam di pencara Cipinang, Jakarta (Baca juga: Mau Tahu Pengawal Nazaruddin di Cipinang?). Dia bercerita dengan detail, lancar tanpa pernah berpikir panjang. Pembuka pintu proyek Hambalang, menurut Nazar, adalah pertemuan di lantai 10 kantor Kementerian Olahraga pada awal 2010. Dia bersama Angelina dan Mahyudin menemui Andi. Tetamu punya misi: melempangkan pembahasan anggaran. Caranya, meminta Andi menunjuk Wafid, yang telah lebih dulu "digarap", sebagai penghubung kantor Kementerian Olahraga dengan Komisi X Dewan. Misi ini sukses pada setengah jam terakhir dari tiga jam pertemuan. Setelah pertemuan ini, Angelina dan Wafid aktif bertemu. Hasil rapat selalu dilaporkan ke Anas di ruang Ketua Fraksi. Nazar selalu hadir di situ. Cuma, tetap ada masalah untuk proyek Hambalang, yakni soal tanah yang belum bersertifikat. "Waktu itu Mas Anas tanya: bagaimana solusinya?" kata Nazar. Anas lalu memanggil Ignatius Mulyono. Pada periode 2004-2009, Mulyono adalah koordinator Badan Anggaran di Komisi II, yang membidangi pertanahan. Menurut Nazar, Mulyono bilang soal tanah urusan gampang. Sebab, Kepala Badan Pertanahan Nasional Joyo Winoto disebutnya memiliki "keperluan" dengan Dewan, antara lain soal Rancangan Undang-Undang Pertanahan. "Mas Anas tanya: gimana Pak Ignatius langkahnya? Dijawab: mau Ketua Fraksi gimana?" Nazar mengatakan Anas minta Mulyono mengatur pertemuan dengan Joyo. Perjamuan dilakukan pada siang pekan berikutnya di Restoran Nippon Kan, Hotel Sultan, Jakarta. Anas, Joyo, Mulyono, dan Nazar memesan ikan untuk porsi bersama. Sebelum makan, Nazar dan Anas sempat melakukan salat zuhur di sisi meja kotak lesehan. Untuk Tempo, Nazar menggambar denah tempat duduk peserta pertemuan. "Waktu itu ada sekretaris Pak Joyo juga di luar," tuturnya. Pada akhir persamuhan, Joyo menjanjikan sertifikat bakal keluar paling lama sebulan. Menurut Nazaruddin, Joyo diundang ke Nippon Kan agar lekas menerbitkan sertifikat tanah. Pada akhir pertemuan, Joyo menjanjikan sertifikat bakal keluar paling lama sebulan lagi. Dua kali disambangi di Rumah Tahanan Cipinang, Jakarta, pada pekan pertama Mei, Nazaruddin terus menyeret Anas ke pusaran kasus Hambalang. Menurut Nazaruddin, perjamuan di Nippon Kan itu kelanjutan pertemuan di ruang Anas, beberapa hari sebelumnya. Tak ada sepekan setelah pertemuan di Nippon Kan, kata Nazaruddin, sertifikat itu keluar. Pengacara Anas Firman Wijaya menyatakan yang berkebalikan dengan pendapat Oce Madril. Menurut dia, tidak logis Anas dilihat sebagai penganjur dalam konteks penerbitan sertifikat Hambalang. Sebab, kata Firman, Anas tidak memiliki keterlibatan dalam kasus itu "Meski klien saya saat itu Ketua Fraksi, tidak semudah itu bagi dia untuk meminta sertifikat tanah Hambalang langsung diterbitkan. Badan Pertanahan Nasional harus punya pertimbangan sendiri, terlebih tanah Hambalang kan tanah sengketa," kata Firman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar