sTm 9 Djakarta

Kamis, 22 November 2012

Coban Rondo

Coban Rondo adalah sebuah air terjun yang berada di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Coban Rondo terletak pada ketinggian 1135 m di atas permukaan laut , dan air terjun ini mempunyai ketinggian sekitar 84 m dengan debit air mencapai 90 liter/s di musim kemarau dan sekitar 150 liter/s di saat musim penghujan. Coban Rondo sebenarnya air terjun bertingkat, dimulai dari air terjun kembar yang bernama Coban Manten, yang menjadi satu sehingga dinamakan Coban Dudo, dan kemudian mengalir ke bawah lagi sehingga dinamakan Coban Rondo. Di sana juga terdapat banyak monyet yang menyambut pada saat kita melewati pintu masuk. Di sekeliling jalan menuju air terjun dipenuhi pohon pohon yang lebat, sehingga tetap sejuk meskipun dalam cuaca panas. Asal usul Coban Rondo sendiri berasal dari sepasang pegantin baru yang baru saja melangsungkan pernikahan. Mempelai wanita bernama Dewi Anjarwati yang berasal dari Gunung Kawi menikah dengan Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmoro. Setelah usia pernikahan mencapai 36 hari (selapan) Dewi Anjarwati mengajak suaminya berkunjung ke Gunung Anjasmoro. Namun orang tua Dewi Anjarwati melarang kedua mempelai pergi karena baru selapan. Namun keduanya bersikeras pergi dengan segala resiko apapun yang terjadi di perjalanan. Ketika di perjalanan keduanya dikejutkan oleh Joko Lelono yang tak jelas asal usulnya. Tampaknya Joko Lelono terpikat dengan kecantikan Dewi Anjarwati dan berusaha merebutnya. Perkelahian tidak dapat dihindarkan, kepada punokawan yang menyertainya Raden Baron berpesan agar Dewi Anjarwati disembunyikan di suatu tempat yang ada Cobannya (air terjun). Perkelahian berlangsung seru dan akhirnya sama-sama gugur, dengan demikian Dewi Anjarwati menjadi janda (dalam bahasa jawa Rondo). Sejak saat itulah Coban tempat tinggal Dewi Anjarwati menanti suaminya dikenal dengan Coban Rondo. Konon batu besar dibawah air terjun merupakan tempat duduk sang putri. Dan dengar-dengar, kita bisa melihat bayangan sang putri itu duduk di batu tersebut ( percaya atau tidak ? terserah pembaca, saya sendiri tidak terlalu percaya ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar